Diskusi PPI UNAS, Bahas Respon Islam terhadap Isu Lingkungan

diskusi-ppi-unas

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana umat Islam Indonesia merespon isu – isu global seputar lingkungan.

Jakarta [UNAS] – Dalam beberapa tahun terakhir, telah tumbuh kesadaran akan lingkungan dari perspektif Islam. Dalam dunia Islam, Indonesia telah dianggap sebagai model yang secara efektif menerapkan prinsip-prinsip lingkungan dalam Islam. Hal tersebut dipaparkan oleh kandidat doktor Australian National University, Sofiah Jamil, PhD (Candidate) mengawali presentasinya dalam diskusi yang digelar Pusat Pengajian Islam (PPI) Universitas Nasional bertajuk “Going Green For God: Prospects and Challenges in Indonesia – Gerakan Lingkungan Berbasis Islam di Indonesia”.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan di ruang 108, Blok I Lantai 1 tersebut, wanita yang akrab disapa Sofiah mempresentasikan disertasinya terkait isu lingkungan dan bagaimana respon umat islam Indonesia terhadap permasalahan itu. “Tujuan dari diskusi ini adalah untuk menjadi sarana bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan tentang karya ilmiah dari suatu penelitian, dan juga untuk mengetahui bagaimana umat Islam Indonesia merespon isu – isu global seputar lingkungan,” papar Wakil Ketua Pusat Pengajian Islam (PPI) Universitas Nasional, Dr. Drs. Fachruddin Majeri Mangunjaya, M.Si disela acara, Jumat (10/1).

Selama kegiatan berlangsung, Sofiah menerangkan pihak – pihak mana saja yang terlibat langsung dalam pemecahan masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Organisasi – organisasi Masyarakat Islam, Lembaga Pendidikan Islam, Lembaga Wakaf, dan lainnya. “Dalam hal ini, seharusnya MUI bisa berperan aktif memberikan pendidikan dan panduan moral masyarakat agar sadar lingkungan, tidak hanya dengan fatwa – fatwa saja. Selain itu, implementasi eko – pesantren juga mampu membantu untuk meningkatkan kesadaran akan arti penting lingkungan bagi warga,” imbuh Sofiah.

Tidak heran disela pemaparannya, Sofiah menghimbau agar masyarakat Indonesia memberikan tindakan nyata dan berani melakukan sesuatu yang berbeda dalam merespon isu global yang ada, terutama tentang lingkungan. Menanggapi hal tersebut, salah satu peserta, Teddy Suratmadji berpendapat bahwa berbicara tentang pesantren dan eko – pesantren, terdapat satu hilir masalah yang terpenting yaitu kebersihan. “Selain mencanangkan “go green”, perlu juga diperhatikan tentang kebersihan di lingkungan pesantren tersebut,” imbuh Teddy.

Tidak hanya Teddy, Direktur Program Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional, Dr. Mohammad Noer juga mengungkapkan bahwa Islam merupakan agama yang komprehensif dan telah mengajarkan seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk bagaimana menjaga dan melestarikan lingkungan. Namun demikian, hal yang menjadi masalah adalah terkait implementasinya. “Menurut pandangan saya, seiring berjalannya waktu pelestarian lingkungan saat ini sudah jauh lebih baik dibanding 10 tahun sebelumnya. Tentu, hal ini disebabkan karena wawasan dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat Indonesia yang juga semakin berkembang. Oleh karena itu, untuk menjawab serta merespon isu global terkait lingkungan, yang terpenting adalah kesadaran dari diri kita sendiri,” pungkas Dr. Noer.

Senada dengan Dr. Noer, alumni mahasiswa program studi Hubungan Internasional FISIP Unas, Ivan menambahkan bahwa program ataupun kegiatan yang berguna untuk meningkatkan kesadaran lingkungan sejatinya tidak hanya diimplementasikan oleh pesantren saja, melainkan institusi pendidikan di luar pesantren. Maka dari itu, Ivan berharap pemerintah juga dapat memasukkan peduli lingkungan sebagai satu tambahan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia.

Sumber

Bagikan Artikel

Recent Posts

NEWS & EVENTS

Membumikan Perjanjian Al-Mizan

Para ulama, cendekiawan, dan aktivis lingkungan muslim baru saja melahirkan Perjanjian Al-Mizan. Upaya menjaga masa depan bumi dan peradaban. Koran Tempo, Senin, 18 Maret 2024

Read More »