Lokalatih Perubahan Iklim dan Konservasi Pesantren Ujung Kulon

JAKARTA (UNAS) –  Pusat Pengajian Islam ( PPI ) Universitas  Nasional bekerjasama dengan WWF Indonesia dalam upaya penyadaran konservasi berbasis keimanan. Upaya ini mendapatkan sambutan dari  Taman Nasional Ujung Kulon dan Majelis Ulama Indonesia (MUI)  Provinsi Banten.

Pelatihan ini berfokus untuk pada 10 pesantren yang ada di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon, dengan tema kegiatan Lokalatih Konservasi dan Perubahan Iklim  yang bertempat di Allisa Resort Jl. Raya Anyer,24 – 25 Januari 2017.

Para peserta yang terdiri dari 20 orang yang merupakan perwakilan dari  pesantren yang berada di sekitar wilayah Taman Wisata Ujung Kulon memadati ruang seminar sejak pagi hari sampai malam hari.  Acara dibuka dengan doa dan pengantar  oleh Ketua Pusat Pengajian Islam ( PPI) Universitas Nasional Dr. Fachruddin Mangunjaya  ini bertujuan untuk menyadarkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan memberikan respon terhadap upaya pencegahan perubahan iklim.

20170125_171045
Dr Fachruddin Mangunjaya, menyerahkan secara simbolis Kompor hemat energi kepada KH Mulyadi, Ketua Jejaring Pondok Pesantren Perubahan Iklim dan Konservasi (JP2IK).              Foto: Bayu/Humas UNAS

 

 

Ditemui disela – sela kegiatan, Fachruddin  mengungkapkan bahwa acara ini dapat terselenggara berkat kerjasama antara Lembaga Penilitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Nasional, WWF Russel E Train Education for Nature Program,  serta WWF Indonesia.  Selain perubahan iklim, kegiatan ini juga bertujuan  untuk  membantu mensosialisasikan Fatwa Mui No 04/2014  tentang Pelestarian Satwa Langka untuk Keseimbangan Ekosistem.

Hal kedua yang disosialisasikan dalam kegiatan ini adalah adanya Islamic Declaration On Global Climate Change, yang tahun lalu dicanangkan di Istanbul,  Turki. Deklarasi tersebut  dalam rangka memelihara dan melestarikan serta menjaga lingkungan seperti hewan, tumbuhan maupun ekosistem yang saat ini sedang dalam kondisi yang sangat memperihatinkan.

Alasan terpilihnya Pesantren sebagai mitra dalam kerjasama ini menurut Fachrudin dikarenakan para Kyai maupun Pimpinan Ponpes merupakan panutan bagi masyarakat sekitar yang ucapan, serta tidakan nya mampu mempengaruhi masyarakat menjadi lebih baik. Kegiatan pelatihan ini pun merupakan implementasi dari Al Quran  yang terkait dengan aspek teologis  tentang penciptaan manusia, penciptaan alam semesta serta tanggung jawab manusia didalam menjaga kelstarian alam.   “Semoga setelah mengikuti pelatihan ini pondok pesantren dapat mengetahui persoalan – persoalan mengenai iklim saat ini yang kemudian dapat diwujudkan dengan aksi riil berupa penerapan kurikulum didalam ponpes serta mengajak para santri maupun masyarakat luas untuk hidup lebih hemat, lebih bersih serta menyadari akan pentingnya alam baik berupa hewan, tumbuh- tumbuhan maupun udara didalam kelangsungan ekosistem dimasa yang akan datang”, ungkapnya.

Sementara menurut Chairul Saleh yang merupakan perwakilan dari WWF Indonesia alasan terpilihnya pesantren didalam kegiatan perlindungan terhadap satwa langka dan keberlangsungan iklim ini, dikarenakan ketidak mampuan organisasi – organisasi pemerhati lingkungan yang ada di Indonesia ini didalam menghentikan perburuan liar,  perdagangan satwa – satwa langka serta pembakaran hutan yang terus menerus terjadi sampai saat ini, diharapkan kehadiran para ulama dapat bersinergi dengan organisasi – organisasi pemerhati lingkungan yang ada di Indonesia guna menyadarkan masyarakat akan betapa kritisnya keadaan iklim saat ini sehingga jika tidak ditangani dengan serius maka bukan tidak mungkin hewan – hewan langka maupun tumbuhan- tumbuhan langka yang ada di Indonesia akan punah. “ Munculnya bencana alam seperti banjir, kebakaran tanah longsor, badai, tsunami dll. Merupakan akibat dari kesombongan serta keserakahan manusia didalam memanfaatkan alam untuk tujuan yang tidak manusiawi diharapkan para ulama dapat memahami masalah konservasi dan perubahan iklim di Indonesia khususnya di wilayah Taman Nasional Ujung Kulon sehingga nanti ulama adapat berperan didalam membantu mengatasi masalah perubahan iklim yang ada di Indonesia ini” Ujar Chairul Saleh.

Ditemui setelah acara pelatihan Lokalatih Ahmad Hafiudin santri dari Ponpes Athariah Banten yang juga  merupakan peserta dalam kegiatan lokalatih ini mengaku sangat senang sekali atas diikutsertakannya santri- santri dari pondok pesantren yang berada disekitar wilayah ujung kulon. Karena dengan diadakannya pelatihan ini santri – santri tidak hanya belajar didalam kelas saja melainkan dapat menerpakan ajaran agama Islam yang ada di Alquran didalam kehidupan sehari – hari. Menurutnya Islam merupakan agama yang Rahmatan Lilalamin yang secara tersirat merupakan amanah bagi umat muslim untuk berlaku kasih sayang terhadap lingkungan dengan cara menjaga, melestarikan, dan menjadikan lingkungan sekitar tempat yang aman, segar serta bersih dalam rangka beribadah kepada Alloh SWT”, ungkapnya.

Berita Terkait:

Bagikan Artikel

Recent Posts

NEWS & EVENTS

Membumikan Perjanjian Al-Mizan

Para ulama, cendekiawan, dan aktivis lingkungan muslim baru saja melahirkan Perjanjian Al-Mizan. Upaya menjaga masa depan bumi dan peradaban. Koran Tempo, Senin, 18 Maret 2024

Read More »