Lampung (01/12)- Pusat Pengajian Islam telah melatih lebih dari 800 dai konservasi di seluruh Indonesia. Dalam upaya berjejaring untuk melihat kegiatan dan aksi para dai secara sukarela di lapangan, group-grup Whatapp (WA) telah dibentuk sebagai upaya komunikasi yang terjangkau dan instant.
Lihat juga: Geliat Gerakan Dai Konservasi di Lampung
Kegiatan dakwah para da’i juga memanfaatkan teknologi daring dalam berkoordinasi. Dengan cara ini kabar dan berita mengenai kegiatan dakwah semakin cepat tersebar lengkap dengan foto atau video.
Ustadz Alif al Maduri, yang menjadi penggerak kegiatan di Lampung dan Pesisir Selatan, berdekatan dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, berharap gerakan dai konservasi akan semakin meluas di Lampung dan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia.
Para dai menyampaikan risalah konservasi, bergema di berbagai pelosok, dari majlis ta’lim para Ibu-ibu hingga anak-anak raudhatul atfal, mereka generasi yang mepelajari al Qur’an sejak kecil.
These kids say, #conservation is pure Islamic teaching and quoted the massage of the holy book: "Eat and drink but do not exaggerate, do not destroy that may be caused "end" before the end." @EcoIslam_IFEES @iyadabumoghli #faith4earth @eco_MENA pic.twitter.com/2VdB9Aewfn
— FachruddinMangunjaya (@FachruddinM) December 1, 2020
Lihat juga: 20 Ustadz Bukit Barisan Selatan Ikuti Pelatihan Dai Konservasi
Lampung adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati seperti jenis satwa-satwa liar yang dilindungi karena terancam punah seperti gajah sumatera, harimau sumatera, badak sumatera, beruang madu, dan tapir. Dan koleksi tumbuhan seperti tanaman api-api, nipah dan pandan.
Namun provinsi ini rentan terhadap kegiatan perburuan dan perdagangan ilegal satwa langka dan menjadi wilayah transit perdagangan ilegal burung-burung berkicau dari pulau Sumatera ke pulau Jawa.
BERITA TERKAIT: