MENGENAL EMPAT DIMENSI MAN JADDA WAJADA

manjadda

Jakarta (PPI-UNAS). Setiap manusia pada dasarkan akan mendapatkan apa saja yang dia inginkan. Namun sayangnya tidak semua orang mampu mewujudkannya karena dia tidak bersungguh-sungguh untuk mencapai keinginan tersebut, lalu kecewa dan berputus asa.

Namun seorang muslim akan bisa mencapai keberhasilan yang diinginkan, jika dia mampu memahami dimensi kekuatan dari Man Jadda Wajada

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkannya”

Kajian Ramadan PPI-UNAS yang berlangsung pada Jum’at (30/4/2021) terasa bersemangat dengan hadirnya pembicara Akbar Zainuddin, MJW, yang membahas tentang Kekuatan  Man Jadda Wajada Bagi Umat Islam, dengan Dr. Hendra Saragih yang bertindak sebagai moderator.

Akbar menjelaskan, Man Jadda Wajada merupakan pepatah Arab yang terkenal dan memiliki kekuatan untuk mendorong seorang muslim mencapai tujuan dan keberhasilan dalam hidupnya.

Pepatah ini juga sejalan dengan apa apa yang dijanjikan oleh Allah SWT bahwa Dia akan mengabulkan setiap permintaan dari hamba-hambaNya. Namun Allah  SWT akan terlebih dahulu melihat seberapa keras hamba-Nya berusaha dan istiqamah untuk mencapai keinginannya tersebut.

mjw

Di dalam Man Jadda Wajada, Akbar menjelaskan ada empat dimensi kekuatan yang perlu dipahami dan diamalkan.

Pertama, dimensi keyakinanan. Sebagai manusia yang beriman, kita perlu meyakini bahwa Allah SWT adalah sumber segala kekuatan. Dan dengan kekuatannya itu Dia akan mengabulkan semua permintaan dan harapan yang kita sampaikan, baik di dalam doa ataupun perkataan lisan yang diucapkan.

Kedua, dimensi kerja keras. Setiap keberhasilan adalah buah dari kerja keras. Oleh karena itu setiap muslim harus berupaya untuk bekerja secara produktif, tidak sekedar sibuk namun tidak menghasilkan sesuatu yang berguna. Setiap energi yang dikeluarkan ditujuan untuk menghasilkan sebuah produktivitas.

Ketiga, dimensi totalitas dan istiqah. Dalam mengerjakan sesuatu seorang muslim harus bersungguh-sungguh tidak sekedar main-main. Selain itu, dia juga mampu menjaga daya tahan (istiqamah) untuk terus bertahan dalam setiap kondisi untuk mencapai dan mewujudkan keberhasilan yang diinginkan.

Seorang muslim yang  totalitas dan istiqamah tidak akan memiliki rasa takut dan keraguan, karena dia meyakini, Allah akan senantiasa melihat kesungguhan kerja kerasnya, seperti dijelaskan di dalam QS At-taubah ayat 105 :

“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Keempat, dimensi afirmasi positif. Setiap muslim harus senantiasa mengatakan kepada dirinya hal-hal yang baik dan positif karena itu akan memberikan energi dan semangat dalam kehidupannya.

Di akhir kajian, penulis 13 buku dan motivator ini juga memberikan sejumlah tips agar setiap muslim dapat mengotimalkan kekuatan Man Jadda Wajada ini, diantaranya, bangun di pagi hari, menarik napas untuk menikmati kehidupan di awal pagi, mengucapkan syukur, berkaca dan tersenyum dengan ikhlas, mengucapkan Bismillah untuk memulai hari dan menyemangati diri dengan mengatakan, “Man Jadda Wajada”.

“Hidup di dunia ini sebentar, sumber daya kita juga terbatas, maka arahkanlah segala keterbatasan ini kepada tempat baik, yaitu keberhasilan yang diinginkan, yang membawa kebahagiaan serta keberkahan.”ujarnya. (ym)

Berita terkait:

Bagikan Artikel

Recent Posts

NEWS & EVENTS

Membumikan Perjanjian Al-Mizan

Para ulama, cendekiawan, dan aktivis lingkungan muslim baru saja melahirkan Perjanjian Al-Mizan. Upaya menjaga masa depan bumi dan peradaban. Koran Tempo, Senin, 18 Maret 2024

Read More »