Laporan Riset Covid-19 : Penyandang Disabilitas dan Lansia Perlu Mandapatkan Perhatian Optimal

Warga negara minoritas seperti penyandang disabilitas dan lansia memiliki tantangan yang beragam dalam mengakses dan mempertahankan perilaku hidup bersih. Wabah COVID-19 tentunya meningkatkan tantangan mereka. Hal tersebut disebabkan kurangnya akses yang memadai dalam mengakomodir para penyandang disabilitas. PPI UNAS dan ICCDR,B Melakukan Kerjasama Penelitian Evaluasi Program HBCC.

Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI UNAS) melaksanakan penelitian terkait studi evaluasi program Hygiene Behavior Change Coalition (HBCC) pada masa Covid-19 di Jakarta Utara dan Bandung Barat pada bulan Juli – Agustus tahun 2022. Kegiatan ini merupakan kerja sama UNAS dengan UK AID, PENDA dan ICCDR, Bangladesh dalam bidang pengembangan hidup bersih dan sehat. Penelitian yang mirip dilakukan di tiga negara berbeda yaitu Bangladesh, Kenya dan Zambia.

Program Hygiene and Behavior Change Coalition (HBCC) adalah program yang diprakarsai oleh pemerintah Inggris selama Covid-19 dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran akan perilaku kebersihan individu. Maka dari itu, penelitian ini dilaksanakan dalam rangka mengevaluasi program tersebut.

Para peneliti juga meninjau apakah pesan perubahan perilaku hidup bersih kurang inklusif bagi penyandang disabilitas dan orang tua dibandingkan dengan orang tanpa disabilitas dan orang yang lebih muda.

“Riset ini akan memberikan gambaran kepada kita tentang pentingya memperhatikan fasilitas dan kebijakan yang memihak kepada warga minoritas, dalam upaya meningkatkan keadilan dan kesehatan untuk semua,” ujar Dr Fachruddin Mangunjaya, selaku Country Lead Penelitian HBCC untuk Indonesia.

Penelitian juga ingin mengungkap tentang tantangan yang dihadapi oleh pengambil kebijakan dalam memberikan intervensi yang disebabkan oleh tidak tersedianya data segregasi disabilitas dan penuaan yang dapat mengakibatkan desain intervensi yang dilakukan selama ini tidak inklusif.

Misalnya, tempat cuci tangan yang dipasang HBCC tidak mempertimbangkan aksesibilitas universal. Intervensi di masa depan harus dipertimbangkan untuk mengembangkan semua tempat cuci tangan ramah disabilitas, terutama jalur masuk yang dapat diakses, tempat cuci tangan, serta air dan sabun.

Hasil riset awal untuk kondisi Indonesia telah dideHBCC Coversiminasikan di UNAS yang dihadiri oleh Komisi Nasional Penyandang Disabilitas.

Lihat: UNAS Luncurkan Hasil Studi HBCC

Hasil riset ini memberikan beberapa rekomendasi, antara lain: pentingnya melanjutkan keterlibatan Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) yang berarti dalam fase perancangan dan implementasi dapat memastikan lebih banyak inklusivitas.

Tim Indonesia juga menyarankan, daripada memberikan pelatihan yang dilakukan oleh guru pendamping, disarankan dapat melibatkan pihak ketiga sehingga pelatihan tidak membosankan dan bervariasi. ( M. Zulham)

Dokumen lengkap hasil study: Evaluation of Hygine (Pdf)
Dokumen kebijakan dan rekomendasi (Policy Brief)

Berita Terkait :

Bagikan Artikel

Recent Posts

NEWS & EVENTS

Membumikan Perjanjian Al-Mizan

Para ulama, cendekiawan, dan aktivis lingkungan muslim baru saja melahirkan Perjanjian Al-Mizan. Upaya menjaga masa depan bumi dan peradaban. Koran Tempo, Senin, 18 Maret 2024

Read More »