Meninjau Sekolah HBCC di Bandung Barat

Padalarang-PPI UNAS. Tim studi Pusat Pengajian Islam (PPI-UNAS) yang diwakili oleh Gugah Praharawati dan Yesi Maryam,  Kamis dan Jum’at pekan lalu (21-22 April 2022) melakukan kunjungan ke tujuh sekolah pelaksana program HBCC di wilayah Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

HBCC atau Hygiene Behavior Change Coalition adalah program yang diluncurkan oleh Pemerintah Inggris dan Unilver di 37 negara di dunia. Salah organisasi pelaksana program HBCC adalah Save the Children Indonesia yang melakukan kegiatan di 20 sekolah di wilayah Bandung Barat dan 20 sekolah di Jakarta Utara, termasuk sekolah inklusi dan sekolah luar biasa.

Tujuan kunjungan ini selain untuk bersilaturahmi dengan para guru, juga untuk melakukan persiapan terkait dengan studi yang akan dilakukan oleh tim PPI-Unas pada bulan Mei-Juni 2022. Studi ini dilaksanakan untuk melihat dampak pelaksanaan program HBCC dalam upaya pencegahan Covid-19, khususnya di kalangan disabilitas, lansia dan lansia dengan disabilitas di lingkungan sekitar sekolah.

“Kelompok disabilitas dan lansia menjadi fokus dari studi ini mengingat situasi yang dialami kelompok disabilitas di masyarakat. Mereka sering mengalami pengucilan dalam kehidupan sosial dan ekonomi, termasuk juga dalam akses kesehatan. Kondisi mereka semakin rentan saat terjadinya pandemi Covid-19. Studi ini dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi kelompok disabilitas dan lansia apakah mereka mereka juga terjangkau dalam program HBCC ini.” jelas Yesi.

Studi di wilayah Bandung Barat akan dilaksanakan di enam sekolah yang dipilih secara acak yaitu SMP Negeri 5 Padalarang, SMP Negeri 3 Ngamprah, SD Negeri 01 Sukamaju,  MTS  Persis Padalarang, SMP Negeri 3 Lembang, SD Negeri 01 Cibodas, serta satu sekolah yang akan dijadikan lokasi pengujian lapangan yaitu SDN Negeri 01 Cipewundeuy.

Dari hasil kunjungan ini ini terlihat berbagai prasarana cuci tangan masih dapat dipergunakan dengan baik, bahkan ada beberapa sekolah yang menambahkan fasilitas cuci tangan secara permanen dan dilengkapi dengan sabun.

“Di SD Negeri 01 Cibodas, sarana cuci tangan dari Save the Children masih berfungsi dengan baik, termasuk juga beberapa materi informasi dan komunikasi seperti 6 langkah mencuci tangan yang bisa digunakan sebagai pengingat bagi para siswa dan orang tua mengenai pentingnya cuci tangan untuk kesehatan.” ujar Gugah.

Namun di tempat lain seperti SD Negeri 01 Cipewundeuy sarana tersebut tidak lagi berfungsi dengan baik, pedalnya sangat keras untuk diinjak dan menyulitkan siswa untuk mencuci tangan. Selain itu posisi tempat cuci tangan ini juga terlalu tinggi bagi siswa sekolah dasar. Namun demikian, sekolah telah membuatkan tempat cuci tangan permanen di dekat pintu sekolah. Sehingga setiap kali siswa masuk ke halaman sekolah mereka bisa langsung mencuci tangan.

Menurut para guru, program HBCC ini memberikan banyak manfaat mengenai perilaku hidup bersih. Seperti yang diungkapkan oleh Didin, guru di SMP Negeri 5 Padalarang, beberapa materi pelatihan yang diberikan seperti waktu- penting mencuci tangan, tahap mencuci tangan serta perbedaan antara tangan yang dicuci dengan sabun dan tidak memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi para guru, siswa dan juga orang tua. “Tangan memang menjadi penjaga kesehatan hidup kita, karena dari tangan kita akan masuk makanan atau juga kuman yang kan menjdi penyakit dalam tubuh kita.”

Bagikan Artikel

Recent Posts

NEWS & EVENTS

Membumikan Perjanjian Al-Mizan

Para ulama, cendekiawan, dan aktivis lingkungan muslim baru saja melahirkan Perjanjian Al-Mizan. Upaya menjaga masa depan bumi dan peradaban. Koran Tempo, Senin, 18 Maret 2024

Read More »