UNAS Sosialisasi Ekopesantren di Ponpes Darussalam, Rajapolah, Tasikmalaya

jpnn.comTASIKMALAYA – Universitas Nasional menjalin kerja sama dengan Pondok Pesantren Darussalam untuk mengembangkan eco-pesantren. Ini agar pusat pendidikan muslim mampu memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional.

Penandatanganan kerja sama dilakukan Direktur Sekolah Pascasarjana Unas, Maswadi Rauf yang diwakili oleh Wakil Direktur Firdaus Syam.

Wadir Sekolah Pascasarjana Unas, Firdaus Syam menjelaskan, selama ini mindset (pola pikir) masyarakat Indonesia masih tertuju pada pesantren sebagai tempat mengkaji ilmu agama secara lebih khusus dan mendalam.

“Padahal banyak hal yang bisa dilakukan oleh pesantren, terutama bidang sumber daya alam dan manusia yang dimilikinya. Oleh karena itu Unas sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia melihat potensi ini dan berupaya untuk mengembangkannya agar potensinya mampu memberi kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan ekonomi nasional,” beber Firdaus, di Tasik, Sabtu (11/1).

Dijelaskan Firdaus, banyak hal yang bisa diteliti dan dikembangkan dari sumber daya yang dimiliki oleh pesantren seperti Ponpes Darussalam Rajapolah yang memiliki pusat pengembangan ternak ayam campuran antara negeri dan kampung, areal tanaman obat, sumber air panas alami dan pabrik roti.

“Bayangkan jika Fakultas Teknik kerja sama dengan sumber daya air panas, Fakultas Peternakan dan Biologi bekerja sama dalam pengembangan ras ayam campuran, lalu pabrik roti bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi pasti hasil yang diperoleh akan jauh lebih baik ke depannya,” ujar Firdaus.

Pimpinan Ponpes Darussalam Rajapolah KH Ahmad Dani Rustandi mengungkapkan pihaknya sangat terbuka dengan kalangan perguruan tinggi terutama Unas agar potensi pesantren dapat lebih berkembang dan diterima masyarakat baik domestik maupun internasional.

“Pemerintah sebenarnya telah punya program eco-pesantren atau pengembangan potensi ekonomi pesantren, namun hal itu sepertinya belum menjadi prioritas. Ini yang harus menjadi perhatian serius,” katanya.

Pimpinan Ponpes Darussalam Rajapolah KH Ahmad Dani Rustandi mengungkapkan pihaknya sangat terbuka dengan kalangan perguruan tinggi terutama Unas agar potensi pesantren dapat lebih berkembang dan diterima masyarakat baik domestik maupun internasional.

“Pemerintah sebenarnya telah punya program eco-pesantren atau pengembangan potensi ekonomi pesantren, namun hal itu sepertinya belum menjadi prioritas. Ini yang harus menjadi perhatian serius,” katanya.

CEO Mediacomm Fetty Aziza, mengungkapkan pesantren adalah simpul pendidikan dan kekuatan rill umat Islam di Indonesia dan sangat berdasar jika gerakan mencintai lingkungan terus digaungkan dan diajarkan sebagai salah satu bidang di sekolah, terutama pesantren.

Hal senada dikemukakan Kepala Pusat Pengkajian Islam Unas Fachruddin Mangunjaya yang mengatakan, banyak pesantren di Indonesia yang telah menerapkan pola pendidikan modern seperti penggunaan dwi bahasa (Arab dan Inggris) dalam kesehariannya, begitu pula dalam pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki.
WhatsApp Image 2020-01-13 at 12.23.30

Foto bersama antara UNAS dan Ponpes Darussalam beserta jajaran guru – guru di lingkungan Pondok Pesantren.
Foto-foto: Taufik/PPI

 

“Oleh karena itu keterlibatan Unas sebagai perguruan tinggi sangat penting terutama untuk lebih memperdalam penelitian produk, pengembangan dan distribusinya,” kata Fachruddin.

Sedangkan Dekan Fakultas Biologi Unas, Tatang M Setia menyampaikan, dalam mengelola potensi sumber daya alam, setiap insan harus memiliki etika, karena tanpa etika alam akan memberikan respon yang tidak baik bagi manusia.

“Kalau kita mengambil dan mengeksplorasi hasil hutan, sudah sewajibnya kita beretika untuk menjaga keseimbangan alam dengan menanam kembali. Kalau tidak alam akan merespon hal yang negatif bagi umat manusia,” tandasnya. (esy/jpnn)

 

Berita terkait:

 

Bagikan Artikel

Recent Posts

NEWS & EVENTS

Membumikan Perjanjian Al-Mizan

Para ulama, cendekiawan, dan aktivis lingkungan muslim baru saja melahirkan Perjanjian Al-Mizan. Upaya menjaga masa depan bumi dan peradaban. Koran Tempo, Senin, 18 Maret 2024

Read More »