Rimba Raya Gandeng BRG, Dorong Da’i Masjid Peduli Gambut

KUALA PEMBUANG, KI – Dampak laju krisis iklim dunia yang sudah dirasakan oleh penduduk Bumi saat ini. Ditengah pandemi Covid-19, masyarakat juga dihadapkan dengan bencana banjir dimusim kering.

Kekhawatiran itu sudah banyak diprediksi oleh para ilmuan, pun demikian dengan pelaksanaan pencegahan kerusakan dilapangan tetap dinilai lamban. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi hal itu, termasuk pendekatan spiritual untuk merubah perilaku komunitas agar lebih terlibat dalam menjaga pelestarian bumi sehingga kerusakannya dapat diminimalisir.

Terkait hal itu, Rimba Raya Conservation berkomitmen bersama Badan Restorasi Gambut [BRG] menginisiasi kegiatan “Lokalatih Da’i Masjid Peduli Gambut”, Selasa [6/10/2020]. Menghadirkan pemateri Dr. Fachruddin Mangunjaya, dan secara daring melalui aplikasi Zoom, Kyai Cholil Nafis dan Wasekjen Bidan Fatwa Majelis Ulama Indonesia [MUI] Kyai Sholahudin Al Aiyub.

IMG-20201006-WA0052
Dr Fachruddin Mangunjaya (berbaju putih berdiri) sebagai salah satu narasumber dalam lokalatih, memberikan materi. Foto (c) Rimba Raya Conservation

Kegiatan yang dirancang secara offline dan online selama dua hari 6-7 Oktober 2020 di Mess Pemkab Seruyan, Kuala Pembuang Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah [Kalteng], dan diikuti 28 peserta dari 14 desa, 2 dukuh dan 2 kelurahan dampingan Rimba Raya serta 26 ustad dan ustadzah tersebut diharapkan, dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan para Da’i dalam upaya membangun masjid yang ramah lingkungan [eco masjid] yang ada di 14 desa dampingan Rimba Raya.

“Merawat lingkungan adalah tentang aksi dan perubahan perilaku yang dikendalikan oleh hati dan pikiran manusia. Pendekatan agama dapat memberikan kontribusi itu [Merawat lingkungan],” kata General Manajer Rimba Raya, Fabresius mewakili Direktur Eksekutif Rimba Raya Sylviana Andhela.

“Wilayah kerja Rimba Raya sebagian besar adalah gambut terdegradasi, sehingga pemberdayaan, pelibatan dan perubahan perilaku masyarakat merupakan strategi utama yang dikembangkan Rimba Raya untuk mendukung upaya restorasi dan konservasi di wilayah kerja kami. Tanpa pelibatan masyarakat, konservasi tidak mungkin mendatangkan hasil,” katanya lagi.

Dia berharap, dengan pelibatan tersebut, kelak para ustad dan ustadzah yang mengikuti lokalatih dapat berkomitmen melakukan aksi langsung dalam penyampaian ilmu yang didapat selama lokalatih, salah satunya menyampaikan pesan mengenai pengelolaan gambut tanpa bakar dan ramah lingkungan.

Selain itu, diharapkan peningkatan kesadaran lingkungan melalui nilai spiritual dapat dengan cepat diserap dan diimpelementasikan oleh masyarakat sekitar hutan terutama di sekitar wilayah kerja Rimba Raya.

“Kegiatan kerjasama dengan BRG ini sangat bermanfaat bagi proyek Rimba Raya. Harapannya adalah mendukung perubahan perilaku dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian ekosistem gambut,” terangnya.

Dijelaskannya, Rimba Raya adalah proyek Restorasi Ekosisten [RE], yang digagas oleh infiniteEARTH dengan tujuan untuk memulihkan dan menjaga ekosistem hutan rawa gambut yang merupakan habitat penting orangutan dan penyangga utama Taman Nasional Tanjung Puting [TNTP] di Seruyan, dengan prinsip pengelolaan ekologi, ekonomi dan sosial.

Rimba Raya memberdayakan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan ekosistem hutan rawa gambut dengan pendekatan; masyarakat berdaya, hutan sehat, iklim terjaga, dan mendukung pencapaian target SDGs [Sustainable Development Goals] di areal kerjanya.

BERITA TERKAIT

Bagikan Artikel

Recent Posts