Yuk Nonton Film Dai Konservasi

nonton1a

Pekanbaru, PPI-UNAS. Peringatan hari Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini terasa berbeda. Sebab Pusat Pengajian Islam Universitas Indonesia (PPI-UNAS) merayakannya bersama dengan masyarakat dan aparat pemerintah desa di Desa Aur Kuning, sebuah desa yang terletak di dalam kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, di Provinsi Riau.

Acara maulid yang berlangsung pada Rabu lalu itu (6/11) diisi dengan kegiatan ceramah yang disampaikan oleh ketua PPI UNAS, Dr. Fachruddin Mangunjaya di Masjid Baitur Rahman, dan acara nonton bareng mengenai film Dai Konservasi: Penyambung Lidah Rasulullah, serta film Fatwa MUI No.4 Tahun 2014 dan Perdagangan Ilegal Satwa Langka yang berlangsung di lapangan badminton desa.

Ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Dr. Fachruddin Mangunjaya. Foto YM/PPI-UNAS
Ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Dr. Fachruddin Mangunjaya. Foto YM/PPI-UNAS

Dalam ceramahnya Dr. Fachruddin menyampaikan bahwa salah satu berkah terbesar bagi umat Islam adalah dikirimkannya Rasulullah yang membawa risalah untuk memperbaiki akhlaq manusia.

“Rasulullah adalah teladan terbaik bagaimana manusia berperan sebagai pemimpin di muka bumi, termasuk menjadi pemimpin yang menjaga hubungan baik antara hubungan sesama manusia dan hubungan dengan alam, termasuk kehidupan satwa langka,” ujar Dr. Fachruddin.

Rasulullah, jelas Fachruddin lagi, telah mencontohkan bagaimana manusia seharusnya memperlakukan hewan sebagai makhluk ciptaan Allah, termasuk adab dalam menyembelih, memelihara atau mengkonsumsi makanan dari hewan. Selain itu, beliau juga Hima, yaitu sebuah kawasan yang dilindungi sehingga satwa dan tumbuhan yang ada di dalamnya dapat hidup dan berkembang biak secara alami.

“Tradisi ini kemudian diteruskan oleh para sahabat, dan kini Hima diakui sebagai sebuah tradisi konservasi yag tertua di dunia. Jadi melindungi satwa langka juga merupakan bagian dari ajaran agama Islam, karena tujuannya adalah menjaga keseimbangan alam. Allah sendiri Allah telah menciptakan seluruh sistem kehidupan di dunia dengan ukuran yang jelas, seimbang, serta peranan yang penting dari setiap makhluk hidup.”

Usai mendengar ceramah masyarakat kemudian memadati lapangan badminton. Anak-anak, remaja, orang tua, baik perempuan dan laki-laki tampak antusias untuk menonton film Dai Konservasi: Penyambung Lidah Rasulullah yang berkisah tentang kegiatan para dai yang  berdakwah di tengah-tengah masyarakat untuk menyampaikan risalah Islam tentang perlindungan alam, khususnya perlindungan satwa langka.

Nonton Bareng film Dai Konservasi, sosialisasi Fatwa MUI dan Perdagangan Ilegal Satwa Langka di Indonesia
Nonton Bareng film Dai Konservasi, sosialisasi Fatwa MUI dan Perdagangan Ilegal Satwa Langka di Indonesia. Foto: YM/PPI-UNAS

Selain itu, masyarakat juga menyaksikan film pendek tentang kondisi perdagangan ilegal yang terjadi di Indonesia dan film tentang sosialisasi Fatwa MUI No.4 Tahun 2014 tentang Perlindungan Satwa Langka Untuk Keseimbangan Ekosistem.

LIHAT: Video Dai Konservasi Penyambung Lidah Rasulullah

Menurut Ilham Efendi, salah satu tokoh masyarakat desa, kegiatan nonton bareng ini tidak hanya memberikan hiburan kepada masyarakat, tetapi juga menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya masyarakat dalam menjaga kelestarian alam. Terlebih bagi masyarakat yang berada di kawasan Rimbang Baling dimana kehidupannya sangat bergantung pada alam.

Sementara bagi beberapa warga, kegiatan maulid bersama tim PPI-UNAS menjadi pengalaman tersendiri, dimana mereka mereka menyaksikan kondisi desa dan tokoh-tokoh masyarakat di dalam media layar lebar.

“Ternyata desa kami cantik juga kalau dijadikan film ya. Dan anak-anak kami juga bisa berakting.” ujar seorang ibu.

“Tapi dari film ini kami juga belajar bagaimana seharusnya mengelola alam yang telah diberikan Allah ini dengan baik. Sehingga bisa menjadi warisan bagi anak cucu nanti.

 

Bagikan Artikel

Recent Posts

NEWS & EVENTS

Membumikan Perjanjian Al-Mizan

Para ulama, cendekiawan, dan aktivis lingkungan muslim baru saja melahirkan Perjanjian Al-Mizan. Upaya menjaga masa depan bumi dan peradaban. Koran Tempo, Senin, 18 Maret 2024

Read More »