Jakarta (UNAS) – Pusat Pengajian Islam (PPI) Universitas Nasional (UNAS) kembali mengulas isu perubahan iklim melalui perspektif agama secara global. Hal ini dilakukan dalam perhelatan Seminar Internasional bertajuk ‘International Seminar Ethics and Climate Change: Global Religious Perspectives’, di Exhibition Room UNAS, Senin (18/11).
Ketua PPI UNAS, Dr. Fachruddin M Mangunjaya, M.Si., mengatakan perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia di abad ke-21. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai yang luas, menghadapi risiko yang signifikan terhadap isu perubahan iklim. “Isu-isu tersebut tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menimbulkan tantangan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan yang mendalam,” ujar Fachruddin saat memberikan sambutannya dalam pembukaan seminar.
Ia melanjutkan, secara global, pencarian solusi untuk perubahan iklim bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, ilmuwan, ataupun aktivis lingkungan. Menurutnya, krisis ini menuntut adanya kolaborasi lintas sektor dan disiplin ilmu, termasuk komunitas agama.
“Agama yang telah menjadi landasan moral dan etika bagi orang di seluruh dunia, memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan tindakan manusia terhadap lingkungan. Nilai-nilai agama lah yang mengajarkan tanggung jawab manusia sebagai pengelola bumi ini untuk memerangi krisis iklim yang sedang berlangsung,” ucapnya.
Dekan Fakultas Biologi dan Pertanian UNAS itu melanjutkan, setiap agama di dunia, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan lainnya memiliki pandangan khusus terntang hubungan manusia dan alam. Hal inilah yang menjadi dasar terselenggaranya diskusi ini.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama UNAS, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt. menuturkan bahwa kegiatan ini diharapkan bisa mengeksplorasi peran dan kontribusi agama dalam mengatasi perubahan iklim.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan kita semua dapat berbagi wawasan tentang bagaimana perspektif masing-masing agama dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Lebih jauh, diskusi ini juga diharapkan bisa menjadi wadah bagi kita untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan lingkungan dan dalam mencari solusi berkelanjutan,” ucapnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh para narasumber mengenai perspektif mereka terhadap isu perubahan iklim. Dr. Paul Martens dari
Baylor University, Texas memaparkan mengenai ‘Climate Change, Christianity, and the Challenge of Interreligious Ethics’, Prof. Emeritus Datuk Dr. Azizan binti Baharuddin dari Faculty or Science
University Malaya memaparkan mengenai ‘Al Mizan-Climate Change and Ethics’, dan Prof. Iim Halimatusa’diyah dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)
UIN Syarif Hidayatullah memaparkan tentang ‘Green Islam Movement in Indonesia’. Dalam seminar ini, Fakultas Biologi dan Pertanian UNAS juga melakukan penandatanganan Implementation of Agreement dengan Baylor University.
(NIS)