Jakarta (UNAS) – Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI UNAS) kedatangan dua wartawan media Internasional asal Amerika Serikat. Mereka adalah Deputy International Editor & Staff writer dari Christian Science Monitor Sara Miller Llana dan Asia Editor & Staff writer dari Christian Science Monitor (Newspaper in Boston, USA) Lindsey McGinnis.
Kedatangan dua wartawan internasional tersebut untuk bertemu dengan Ketua PPI UNAS Dr. Fachruddin M. Mangunjaya, M.Si. guna mewawancarai terkait dengan Program Ekopesantren.
Program Ekopesantren sendiri merupakan sebuah strategi yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam dan mewujudkan komunitas pondok pesantren yang hijau, mandiri, dan ramah terhadap lingkungan. Ekopesantren mensinergikan antara ajaran agama Islam dan ilmu pengetahuan (science) mengenai alam dan lingkungan untuk menjawab tantangan yang dihadapi dunia Islam dan Indonesia pada saat ini, seperti kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.
Melalui program Ekopesantren diharapkan akan tumbuh generasi muda muslim yang beriman, tangguh serta mempunya kemampuan untuk mewujudkan risalah Islam yang membawa rahmat bagi semesta alam. Program Ekopesantren dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, serta penilaian mandiri (web-tracking).
Menariknya program Ekopesantren, membuat banyak media internasional yang ingin mengetahui lebih dalam tentang program tersebut.
Baca juga: Workshop Ekologi Integral dan Konversi Ekologis Berbasis Kepercayaan di COP 28 Dubai
Dalam wawancaranya, Fachruddin juga turut menjelaskan tentang 10 program Ekopesantren. Diantaranya yaitu, Program Kurikulum Berbasis Lingkungan, Program Integrasi Pelajaran Fiqh Lingkungan, Program Peningkatan SDM di Bidang Lingkungan, Program Lahan Pesantren, Sumber Daya Air, Program Hidup Sehat, Program Limbah dan Sampah, Program Sumber Daya dan Energi, Program Transportasi dan Program Keanekaragaman Hayati.
Dalam wawancaranya, Fachruddin juga turut menjelaskan tentang 10 program Ekopesantren. Diantaranya yaitu, Program Kurikulum Berbasis Lingkungan, Program Integrasi Pelajaran Fiqh Lingkungan, Program Peningkatan SDM di Bidang Lingkungan, Program Lahan Pesantren, Sumber Daya Air, Program Hidup Sehat, Program Limbah dan Sampah, Program Sumber Daya dan Energi, Program Transportasi dan Program Keanekaragaman Hayati.
ujarnya.
“Kami sedang membuat cover story tentang gerakan Islam Hijau di Indonesia dan juga bagaimana gerakan ini dipengaruhi oleh ideologi Pancasila. Oleh karena itu, kami tahu bahwa Ekopesantren adalah suatu program untuk para generasi yang mencintai lingkungan atau Muslim yang peduli lingkungan. Maka dari itu, kami berpikir, penting untuk memahami cara kerjanya dan mengapa Ekopesantren dibuat,” ujar Lindsey.
Ditanya terkait dengan apa yang ia peroleh setelah mewawancarai Ketua PPI UNAS, Lindsey mengatakan bahwa ia telah memperoleh beberapa informasi tentang berapa pesantren yang telah menjalankan program tersebut, kapan Ekopesantren dibuat serta bagaimana program itu dijalankan. “Kami mendapat beberapa informasi tentang skala berapa banyak yang ada di Indonesia saat ini, kapan Ekopesantren dibuat, serta bagaimana Ekopesantren dijalankan,” tandasnya.
Ia juga mengaku senang bahwa ia mendapat informasi tersebut dari Ketua PPI yang ikut serta dalam membuat program serta menjalankannya.
Dikutip dari website resminya, The Christian Science Monitor adalah surat kabar asal Amerika Serikat. Surat kabar ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1908. Surat kabar ini berfokus pada nilai-nilai di balik berita dan menawarkan pandangan yang lebih mendalam.
Selain liputan berita harian, media ini juga menerbitkan satu artikel keagamaan setiap hari kerja di kolom Christian Science Perspective yang menawarkan wawasan spiritual tentang isu-isu kontemporer, termasuk berita. Media ini menyampaikan berita global melalui situs web dan situs seluler, buletin harian, majalah cetak mingguan, dan buletin gratis. (*DMS)
Berita terkait: Peneliti Hobart William Smith (HWS) College New York Kunjungi PPI UNAS
