Depok, 15 Juli 2025 — Di tengah krisis iklim yang kian mendesak, PPIM UIN Jakarta dan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok, Jawa Barat, bersiap menggelar Konferensi Internasional bertajuk Religious Environmentalism in Action: Knowledge, Movements, and Policies pada 16–18 Juli 2025. Diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) bersama Fakultas Ilmu Sosial UIII dan jurnal Studia Islamika, acara ini mengusung gagasan bahwa nilai-nilai agama bisa menjadi kunci menjawab tantangan lingkungan global. Tiga cendekiawan dunia—Dr. Iyad Abumoghli, Prof. Anna Gade, dan Prof. Frans Wijsen—akan menggali wacana, dengan visi global yang menggabungkan spiritualitas dan kebijakan lingkungan menjadi sorotan utama. Lebih dari 100 orang peneliti dalam dan luar negeri akan hadir berpartisipasi dalam konferensi internasional yang bergengsi ini.
Rektor UIII, Prof. Jamhari, menyebut konferensi ini sebagai tonggak penting bagi kampus. Sebagai bagian dari proyek Religious Environmentalism Actions (REACT), acara ini tak hanya menghadirkan diskusi ilmiah, tetapi juga pameran fotografi Green Religion, dokumenter, dan kerajinan ramah lingkungan. Sementara itu, Didin Syafruddin, PhD, direktur eksekutif PPIM, mengatakan bahwa “Konferensi ini merupakan penegasan bahwa agama dan lingkungan bisa berjalan seiring, menggerakkan aksi nyata,” ujarnya.
Dr. Iyad Abumoghli: Menyatukan Iman dan Aksi Global
Dr. Iyad Abumoghli, pejabat senior Program Lingkungan PBB (UNEP) dan pendiri Faith for Earth Initiative, dikenal sebagai pelopor yang menjembatani nilai agama dengan kebijakan lingkungan. Ia telah mendorong kemitraan lintas agama di berbagai belahan dunia, dari kampanye menanam pohon di Timur Tengah hingga memperjuangkan kebijakan hijau di forum-forum internasional. “Agama punya kekuatan untuk menggerakkan jutaan orang,” katanya. Di konferensi ini, pidatonya nanti akan menyoroti bagaimana environmentalisme berbasis agama dapat diwujudkan dalam kebijakan berbasis data, dengan merujuk pada praktik konservasi berbasis komunitas di Indonesia. Visi Abumoghli bukan sekadar wacana, melainkan seruan untuk aksi nyata yang terukur.
Prof. Anna Gade: Merangkai Etika Islam dan Ekologi
Dari University of Wisconsin–Madison, Prof. Anna Gade membawa perspektif segar tentang environmentalisme Islam. Dalam bukunya, Muslim Environmentalisms (2019), ia mengupas bagaimana konsep khalifah—tanggung jawab manusia sebagai penjaga bumi—menginspirasi gerakan ekologis. Penelitiannya di Indonesia, khususnya di lembaga-lembaga pendidikan keagamaan, memperlihatkan bagaimana praktik sederhana seperti konservasi air menjadi cerminan nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Di konferensi ini, Prof. Anna Gade akan berbicara tentang cara pandang yang mengaitkan kearifan tradisional dengan solusi modern untuk krisis lingkungan. “Islam punya bahasa moral yang kuat untuk lingkungan, dan ini perlu digaungkan lebih luas,” ujarnya.
Prof. Frans Wijsen: Merajut Kolaborasi Antaragama
Prof. Frans Wijsen dari Radboud University, Belanda, memiliki pengalaman dan keahlian yang mumpuni dalam dialog antaragama dan etika lingkungan. Dalam karyanya, Seeds of Conflict (2015), ia mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai agama yang universal dapat menyatukan masyarakat plural dalam menghadapi isu global. Penelitiannya di Asia Tenggara dan Afrika Timur menunjukkan potensi kolaborasi antaragama dalam menjaga kelestarian lingkungan. Di Depok, Wijsen akan memaparkan bagaimana gerakan hijau lintas agama dapat menjadi model kerja sama global, menawarkan panduan praktis untuk kebijakan berkelanjutan.
Merayakan Ide, Menggerakkan Perubahan
Philips Vermonte, Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FOSS) UIII, menegaskan bahwa konferensi ini akan menjadi ruang dialog antara cendekiawan global, tokoh agama, aktivis, dan pembuat kebijakan Indonesia. “Kami ingin menunjukkan bahwa agama bukan hanya soal spiritualitas, tetapi juga kekuatan sosial untuk perubahan,” katanya.
Bertepatan dengan peringatan 30 tahun jurnal Studia Islamika, konferensi ini memperkuat komitmennya pada tema “agama dan keberlanjutan lingkungan” dalam wacana Islam global. Dengan kepemimpinan visioner Dr. Iyad Abumoghli, yang diperkaya oleh keahlian Prof. Anna Gade dan Prof. Frans Wijsen, acara ini menjanjikan gagasan-gagasan segar untuk masa depan yang lebih hijau.
Pusat Pengajian Islam (PPI) Universitas Nasional berhasil mengirim 2 paper jurnal pada Konferensi Internasional ini.
Sumber: https://ppim.uinjkt.ac.id/2025/07/15/tiga-pemikir-dunia-hadiri-konferensi-internasional-tentang-gerakan-environmentalisme-berbasis-agama/