Jakarta, 13 Oktober 2025 — Pusat Pengajian Islam (PPI) Universitas Nasional (UNAS) menerima kunjungan silaturahmi dari perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) yang diwakili oleh Bapak Amir Mudzakir, selaku Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Berkelanjutan. Pertemuan ini berlangsung hangat dan penuh semangat kolaborasi dalam membahas pengembangan program Ekopesantren sebagai wujud sinergi antara dunia akademik dan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan dan nilai-nilai keislaman.
Dalam kesempatan tersebut, Bapak Amir Mudzakir menjelaskan bahwa tugas utama Kemenko PM adalah mengoordinasikan seluruh aktivitas pengabdian masyarakat, termasuk di dalamnya program Ekopesantren. Beliau menilai bahwa PPI UNAS, di bawah pimpinan Bapak Fachruddin Majeri Mangunjaya yang dikenal sebagai penulis dan penggiat kajian ekopesantren, telah memiliki reputasi dan pengalaman panjang dalam mengembangkan konsep pesantren berdaya — baik secara ekonomi maupun ekologi.
“Kami ingin melihat lebih dekat aktivitas yang selama ini telah dilakukan oleh PPI UNAS dalam bidang ekopesantren. Ke depan, Kemenko PM berencana menghubungkan program-program ini dengan bidang perekonomian agar kegiatan pesantren tidak hanya fokus pada konservasi lingkungan, tetapi juga berperan dalam menghidupkan ekonomi masyarakat di sekitarnya,” ujar Amir Mudzakir.
Selain itu, Kemenko PM juga berencana menggandeng PPI UNAS bersama kementerian, lembaga, dan perguruan tinggi lain untuk membangun jejaring pendanaan yang beragam. Pendanaan tersebut tidak hanya bersumber dari APBN atau APBD, tetapi juga melibatkan lembaga filantropi seperti BAZNAS, CSR perusahaan, dan lembaga zakat lainnya.
“Kami dari Kemenko PM ingin mengoordinasikan dan mensinergikan seluruh lembaga tersebut agar kegiatan ini menjadi agenda berkelanjutan, bukan hanya bersifat seremonial satu atau dua kali,” tambahnya.
Lebih lanjut, Amir menilai bahwa PPI UNAS telah memiliki basis data ekopesantren yang kuat dengan beberapa lokasi pesantren yang telah di-tracking selama hampir tiga tahun terakhir. Hal ini menurutnya dapat menjadi titik awal penting dalam melakukan asesmen terhadap pesantren-pesantren di Indonesia.
Kemenko PM juga berencana meluncurkan program “Ekopesantren Award” pada tahun 2026, sebagai bentuk apresiasi kepada pondok pesantren yang berhasil mengembangkan aktivitas bisnis dan konservasi lingkungan secara berkelanjutan.
Di sisi lain, Amir juga memberikan masukan agar PPI UNAS memperluas jangkauan informasi dan publikasi, khususnya melalui media sosial, agar kiprah dan kontribusi lembaga ini semakin dikenal luas oleh masyarakat dan pemangku kebijakan.
“PPI UNAS memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap penguatan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari melalui riset dan aksi nyata seperti program ekopesantren. Kami merasa beruntung bisa mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengan PPI UNAS,” ungkapnya.
Pertemuan ini diakhiri dengan komitmen bersama antara Kemenko PM dan PPI UNAS untuk memperkuat sinergi dalam pemberdayaan pesantren dan masyarakat melalui pendekatan lingkungan yang berkelanjutan, sejalan dengan semangat pembangunan manusia yang berdaya dan berkarakter Islami.
-Gi