Jakarta-PPI-Unas. Berbagai aktivitas manusia telah menyebabkan permukaan bumi menjadi lebih panas dan mengancam berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya, aspek spiritual untuk menjalankan ibadah Haji di tanah suci Mekah. Tanah Suci Arab Saudi memang sudah panas sejak zaman dahulu. Namun perubahan iklim yang semakin drastis akan menyebabkan ambang batas suhu panas berbahaya terlampaui secara rutin. Suhu di Mekah akan mencapai taraf yang luar biasa tinggu. Suhu ekstram dapat menimbulkan ancaman yang jauh lebih besar terhadap kesehatan umat Muslim yang sedang beribadah dan mengubah kualiltas tradisi ibadah haji selamanya.
Upaya untuk menghindari pemanasan global dan dan konsekwensinya khususnya dalam pelaksanaan ibadah haji akan sangat bergantung pada pengurangan emisi di seluruh dunia, termasuk dari sejumlah negara berpenghasilan menengah dan negara-negara berpenduduk Muslim yang berpotensi menjadi menjadi sumber polusi karbon terbesar jika masih melanjutkan investasi yang berpotensi tinggi karbon.
Menjelang pelaksanaan Ibadah Haji pada tahun 1443 Hijriah, Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional bekerjasama dengan Yayasan Indonesia Cerah, Kita dan Bumi meluncurkan laporan Dampak Kebijakan Iklim Bagi Ibadah Haji.
Laporan selengkapnya tersedia dalam versi Bahasa Indonesia yang dapat diunduh di sini dan versi Bahasa Inggris dapat diunduh di sini