Ketua PPI UNAS, Dr. Fachrudin M. Mangunjaya, M.Si diundang sebagai narasumber dalam Podcast Bumi Pala untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Acara tersebut diselenggarakan pada Senin (5/6) dengan tema dalam Peringatan Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini yaitu “Solusi untuk Polusi Plastik”. Pada kesempatan tersebut, hadir pula Narasumber lainnya, yaitu Nasrol Adil, MT, Kepala BMKG Korprop Aceh, dan Sarbunis dari YGHL Walhi Aceh.
Dr. Fachrudin menekankan bahwa salah satu krisis lingkungan yang dihadapi manusia saat ini adalah masalah limbah, terutama limbah plastik. Meskipun penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari sangat luas, pengelolaan limbah plastik masih belum optimal.
Secara umum, Dr. Fachrudin menjelaskan bahwa ada tiga krisis lingkungan yang dihadapi dunia saat ini. Pertama, adalah krisis limbah, terutama limbah plastik. Krisis kedua adalah krisis biodiversitas, di mana semakin banyak spesies yang terancam punah. Dan yang ketiga adalah perubahan iklim, yang telah terasa dalam beberapa waktu terakhir.
Para pemaparan narasumber pertama, Nasrol mengatakan bahwa perubahan iklim memang terjadi di Indonesia. BMKG memiliki data klimatologis selama 30 tahun terakhir yang digunakan untuk memahami karakteristik iklim di Aceh dan Indonesia secara umum. Menurutnya, suhu udara belakangan ini mengalami peningkatan. “Rata-rata peningkatan suhu udara di seluruh Indonesia mencapai 1,2 derajat Celsius. Di Aceh, peningkatan suhu juga terjadi sekitar 0,28-0,34 derajat Celsius,” jelas Nasrol. Hal ini disebabkan oleh berbagai fenomena alam, termasuk El Nino.
Perubahan cuaca dan iklim berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, seperti puting beliung, angin kencang, atau petir. Namun, dampaknya dapat dikurangi dengan penanaman pohon. Oleh karena itu, Nasrol mendorong kita semua untuk menanam pohon, menjaga kelestarian hutan, tidak membuang sampah sembarangan, dan melakukan tindakan lainnya guna meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan.
Dr. Fachrudin kemudian menjelaskan bahwa perubahan iklim disebabkan oleh penebalan atmosfer dengan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, seperti penebangan hutan yang mengurangi penyerapan karbon. “Perubahan iklim ini sudah diprediksi sejak tahun 90-an dan menjadi tantangan bagi peradaban manusia,” papar Dr. Fachrudin.
Tujuan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah mengajak individu, komunitas, dan pemerintah di seluruh dunia untuk mengambil tindakan nyata dalam menghadapi tantangan lingkungan, termasuk perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, polusi udara dan air, serta masalah lingkungan lainnya.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia memberikan kesempatan bagi semua orang untuk berpartisipasi dalam upaya melindungi planet kita dan mewariskannya kepada generasi mendatang dengan lebih baik. Setiap individu dapat memberikan kontribusi dengan mengadopsi gaya hidup yang ramah lingkungan, mengurangi limbah, menghemat energi, mendukung pelestarian alam, dan mengambil tindakan positif lainnya untuk memperbaiki kondisi lingkungan.
Dengan menghormati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, kita dapat menjadi bagian dari gerakan global untuk melindungi dan menjaga bumi kita, sehingga memberikan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan bagi kita semua.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Adinda Siregar, Communications Officer, PPI Unas e-mail