Majelis Hukama Muslimin (MHM) telah menyelenggarakan Konferensi Agama dan Perubahan Iklim – Asia Tenggara atau Conference on Religion and Climate Change – South East Asia (CORECS) pada 4 Oktober 2023 di Jakarta. Sejumlah rekomendasi telah dirumuskan, antara lain pentingnya langkah konkrit dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
Rekomendasi CORECS 2023, rencananya akan dibawa pada pertemuan sejenis tingkat dunia yang akan berlangsung di Abu Dhabi, 6 – 7 November 2023. Rekomendasi CORECS 2023 juga diharapkan bisa menjadi bahan bahasan dalam Paviliun Iman COP28 yang akan berlangsung di Dubai, 30 November – 12 Desember 2023.
Ketua MHM Cabang Indonesia Dr Muchlis M Hanafi, MA mengatakan, sukses penyelenggaraan ini tidak terlepas dari kerja sama semua pihak, termasuk dengan Universitas Nasional Indonesia (Unas). Sebagai tindak lanjut atas rekomendasi CORECS 2023, kedua pihak sepakat untuk menjalin sinergi dalam peningkatan kesadaraan akan pelestarian lingkungan.
“MHM dan Unas bersepakat untuk terus mengembangkan kerjasama dalam mengukuhkan semangat persudaraan, toleransi, dan menyikapi dampak perubahan iklim. MHM dan UNAS melihat pentingnya membangun kesadaran tentang pelestarian lingkungan dalam upaya mengatasi persoalan iklim,” terang Muchlis M Hanafi saat menerima kunjungan Ketua Pusat Pengajian Islam Unas Dr. Fachruddin Mangunjaya di kantor MHM cabang Indonesia, Jakarta, Jumat (27/10/2023).
Hadir juga tim Pusat Pengajian Islam Unas Edy Hendras Wahyono dan Penanggung Jawab Terjemah dan Publikasi MHM, Muhammad Arifin, MA.
Menurut Muchlis, panggilan akrabnya, perubahan iklim merupakan persoalan manusia dan kemanusiaan, bukan hanya bangsa dan agama tertentu saja. Untuk itu, perlu kerja sama banyak pihak dalam mengatasinya.
“Kampanye melalui berbagai media perlu terus dilakukan. Terutama di kalangan pemuda, di lingkungan pendidikan dan rumah ibadah, yang dilakukan lintas iman,” sebutnya.
Ketua Pusat Pengajian Islam Unas Dr. Fakhruddin dalam pertemuan ini memaparkan sejumlah upaya yang telah diinisiasi dalam rangka ikut berpartisipasi mengatasi dampak perubahan iklim. Upaya itu antara lain berupa program Eko Pesantren. “Program Eko Pesantren ini sudah berjalan di 50 Pesantren dengan 75.000 Santri. Pesantren ini tersebar di pulau Jawa dan Sumatera,” sebutnya.
Ke depan, MHM dan Unas sepakat untuk menginisiasi pengembangan sejumlah program. Setidaknya ada tiga program yang direncanakan, yaitu: Eco-Rumah Ibadah (masjid, gereja, vihara, dan lainnya), Interfaith-Camp Pemuda Pelopor Lingkungan, serta program kerja sama siaran di TVRI dengan fokus tema pada pelestarian lingkungan dalam beragam pendekatan, termasuk perspektif keagamaan.
Sumber : www.muslim-elders.or.id