Pekanbaru (PPI (24/2) – Dai atau para penyampai ajaran agama, merupakan penyambung lidah Rasulullah saw, dan berperan penting dalam menyampaikan risalah Rasulullah saw. Demikian kata KH Abdurahman Qohar, Wakil Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi Riau. Dia menjelaskan bahwa kontribusi atau peran manusia secara individual maupun dalam profesi individual disebut juga tanggungjawab mas’uliyah. Panggilan tanggunjawab mas’uliyah inilah yang menjadi kunci dalam upaya penyelamatan planet bumi. “Peran dai dalam masuliyah melestarikan alam adalah sangat penting. Meskipun terlihat kecil dan tidak mempunyai arti, tetapi peranan kita ini sangat penting,” papar beliau.
KH Abdurahman memaparkan materi tema bertem “Khutbah jum’at yang dilakukan bersam MUI Propinsi Riau”, pemaparan beliau juga mengulas juga tentang khutbah Jumat dan rukun rukunnya.
Lima rukun khutbah:
- Ada hamdalah, tahmid, berhamdallah, di khutbah peryama dan kedua.
- Bershalawat menyebutkan nama Nabi Muhammad.
- Ada wasiat takwa, dua hal: disampaikan mengajak ibadah kepada Allah, dan menjauhi larangan Allah swt, disini bisa dimasukkan pesan lain, perintah takwa tentang menjaga alam, termasuk tentang pelestarian satwa langka, sesuai dengan fatwa MUI.
- Menyampaikan ayat al quran, yang jelas, satu ayat penuh yang jelas maknanya.
- Berdoa
Khutbah jumat merupakan rukun shalat yang pasti dilakukan untuk memberikan pembekalan kepada umat, sekali semingg di hari Jumat. Oleh karena itulah, MUI dan aktifis konservasi memfasilitasi para dai, dalam upaya mengimplementasikan fatwa MUI No 4, tentang Pelestarin Satwa Langka untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem.
Lihat juga: