Lebih dari 1 miliar orang atau sekitar 15% dari populasi dunia adalah orang dengan disabilitas dan lansia. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia populasi dan penyakit kronis yang menyebar dengan cepat (WHO, 2011). Meski jumlahnya besar dan terus meningkat (United Nations, 2019; WHO, 2020), orang dari kelompok ini sering menghadapi pengucilan, baik secara ekonomi, sosial, dan budaya. Mereka juga mengalami keterbatasan untuk berpartisipasi secara penuh dan setara seperti masyarakat lainnya (UNFPA, 2012; WHO, 2011).
Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI-Unas) bekerja sama dengan International Centre for Diarrhoeal Disease Research, Bangladesh (icddr,b) dan didukung oleh PENDA (Programme for Evidence to Inform Disability Action) dan UKAid melakukan studi evaluasi Program Koalisi Perubahan Perilaku Higienis (Hygiene Behavior Change Coalition-HBCC Program) di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk melihat inklusivitas dan efektivitas pelaksanaan Program HBCC sekaligus untuk memahami situasi yang dialami kelompok disabilitas dan lansia di masa pandemi Covid-19. (Naskah Kebijakan Singkat HBcc Bahasa LOWRES)