Jakarta (UNAS) – Upaya internasionalisasi dan penguatan perspektif Islam dalam konservasi lingkungan kembali digaungkan di Universitas Nasional (UNAS). PPI UNAS menyambut hangat kunjungan Ulama Lingkungan dari Madinah, Dr. Abdul Hadi al Aofi, dalam agenda penjajakan kerja sama akademik dan riset ekologis yang berlangsung pada Selasa, 29 Juli 2025, di Ruang Pusat Pengajian Islam (PPI) UNAS, Lantai 1.
Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam mempertemukan dua perspektif besar ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keislaman dalam konteks
konservasi dan perlindungan alam.
Kedatangan
Dr. Abdul Hadi al Aofi penulis
Kitab Akhlaqiyat al-Biah (Etika Menjaga Lingkungan menurut Nabi Muhammad SAW) disambut langsung oleh Dekan
FBP UNAS,
Dr. Fachruddin Majeri Mangunjaya, M.Si., yang juga dikenal sebagai aktivis dan akademisi
konservasi berbasis nilai-nilai Islam.
Keduanya berdiskusi secara mendalam mengenai peluang peningkatan kapasitas mahasiswa dalam bidang
ekologi,
konservasi, serta pelibatan mereka dalam kursus pendek dan penelitian kolaboratif.
Kami menyambut baik kolaborasi ini, karena
Dr. Abdul Hadi tidak hanya memiliki kedalaman ilmu, tetapi juga tinggal dekat dengan kawasan hima, kawasan lindung yang ditetapkan langsung oleh
Nabi Muhammad SAW di Madinah. Nilai-nilai ekologis dari warisan Islam ini sangat relevan untuk dikembangkan dalam pendidikan tinggi kita,” ujar
Dr. Fachruddin.
Dalam diskusi ini,
Dr. Abdul Hadi memaparkan berbagai pengalaman lapangannya di kawasan
konservasi Madinah, termasuk penemuan empat spesies serangga baru yang menjadi bukti pentingnya
konservasi biodiversitas di tanah Arab. Ia juga mengajar
konservasi alam berbasis fiqh lingkungan dan aktif dalam kajian-kajian lintas disiplin.
Dr. Fachruddin dan
Dr. Abdul Hadi kemudian bertukar pandangan mengenai kaidah fiqh yang mengatur perlindungan terhadap semua makhluk sebagai ciptaan Tuhan, serta pentingnya umat Islam khususnya di kawasan Timur yang menjadi pelopor pelestarian lingkungan berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal dan spiritual.
Dalam era krisis iklim dan degradasi lingkungan, kolaborasi lintas negara dan lintas perspektif sangat dibutuhkan. Pendekatan Islam dalam konservasi, yang menekankan tanggung jawab moral dan spiritual terhadap alam, menjadi nilai tambah dalam pengembangan kurikulum dan aktivitas riset
FBP UNAS.
Kerja sama ini akan membuka peluang bagi mahasiswa kami untuk belajar langsung dari sumber otoritatif, sekaligus menjembatani pendekatan
konservasi berbasis ilmu dan keimanan. Ini sangat sesuai dengan visi
UNAS sebagai kampus yang berpijak pada nilai dan ilmu pengetahuan,” tambahnya.
Dr. Abdul Hadi mengungkapkan kekagumannya terhadap fasilitas dan semangat
konservasi yang dijalankan
UNAS. Ia menyebut
EducationPark UNAS sebagai ruang yang menginspirasi.
“Di Madinah sangat sulit menemukan taman hijau seperti ini.
EducationPark UNAS adalah contoh nyata bagaimana ruang kampus bisa menjadi
laboratorium ekologis yang hidup,” tuturnya.
Selain
dekan dan
ulama tamu, pertemuan lanjutan juga dihadiri oleh para dosen dari
FBP UNAS dan
Kepala Biro Kerja Sama UNAS,
Dr. Irma Indrayani, S.I.P., M.Si. Diskusi berlangsung terbuka mengenai rencana program pertukaran akademik, pengiriman mahasiswa untuk kursus pendek, serta kemungkinan riset kolaboratif lintas negara.
FBP UNAS dan
Dr. Abdul Hadi berkomitmen untuk menindaklanjuti pertemuan ini ke dalam bentuk nyata, termasuk perumusan modul pelatihan, kolaborasi penelitian
biodiversitas, dan penguatan literasi lingkungan dalam perspektif Islam. Kolaborasi ini diharapkan memperkaya wawasan
ekologis mahasiswa
UNAS, sekaligus memperkuat jejaring riset internasional fakultas.
Pertemuan antara
FBP UNAS dan
Dr. Abdul Hadi al Aofi tidak hanya menjadi titik awal penjajakan kerja sama, tetapi juga penanda penting bahwa ilmu pengetahuan dan nilai spiritual dapat bersinergi dalam menjaga bumi. Dari Madinah ke Jakarta, pesan yang dibawa tetap sama: alam adalah amanah, dan merawatnya adalah ibadah.
(SAF)
Berita terkait: