Perempuan Muslim Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Women for Water, Sanitation, and Hygiene (IWWASH) menggunakan pendekatan agama untuk menyosialisasikan konsep air bersih, sanitasi, dan kebersihan bagi masyarakat.
“Kami akan mendekati masyarakat dengan ajaran agama dengan perspektif Islam. Pendekatan agama supaya lebih cepat masuknya,” kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nasional (Unas) Ernawati Sinaga di Jakarta, Rabu kemarin.
Dengan pembelajaran mengenai kebersihan dan sanitasi layak melalui pendekatan agama, menurut dia, akan lebih mudah dipahami karena sesuai dengan ajaran yang dianut. “Kami mencoba melalui pendekatan agama Islam karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam,” tutur dosen Fakultas Biologi Unas itu.
Dengan kebersamaan perempuan muslim Indonesia di IWWASH, kata dia, pihaknya dapat menggerakkan masyarakat dalam menjaga air bersih, toilet yang memadai, dan mendidik, serta berbagi bersama masyarakat tentang perawatan air yang berlandaskan ajaran Islam.
Salah satu ajaran mendasar, yakni kebersihan adalah sebagian dari iman. Tidak ada agama yang tidak mengajarkan kebaikan kepada umatnya, katanya. “Edukasi dengan ajaran agama mudah-mudahan lebih mudah diterima masyarakat. Jadi, hati mereka tergerak,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pusat Pengajian Islam Unas Fachruddin Mangunjaya mengatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia menghadapi tantangan pembangunan dan upaya memberdayakan masyarakat, terutama dalam mengelola persoalan air bersih, sanitasi, dan kesehatan lingkungan.
Dosen Fakultas Biologi Unas itu mengatakan melalui IWWASH, setiap perempuan Indonesia terutama Muslimah dapat mengambil tindakan nyata mengubah perilaku diri sendiri dan orang lain untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memiliki sanitasi layak.
“Indonesia sebagai negara besar dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, mempunyai peran penting sebagai garda terdepan keteladanan memelihara lingkungan,” kata Fachruddin yang juga pakar konservasi lingkungan.