Abad 17, sebuah kitab berbahasa Melayu yang ditulis beraksara Melayu (jawi) ditulis oleh Syekh Muhammad Arsyad al Banjari, terbit 1195 H ( 1779-1780 M) , berjudul: Sabil al Muhtadin, Litafaqahu fi amir al din. Kitab ini berpengaruh pada gaya hidup dan keseharian praksis ibadah umat Islam di Asia Tenggara: menyebar dari Indonesia, kepulauan Nusantara, hingga Brunai, Semenanjung Malaysia, Vietnam, Laos hingga Thailand. Kitab yang berusia tiga abad lebih ini, masih dikaji di Pesantren dan negara-negara Asia Tenggara. Kitab ini memberikan sebuah legacy tentang pelarangan mengkonsumsi satwa liar seperti orang utan, monyet, kura kura (bidawang) dll yang sekarang menjadi langka di dilindungi. #PublicTalk di Wallacea Week 2018, di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, 11 Oktober 2018:
NEWS & EVENTS
PPI UNAS Berkomitmen Dukung Pelestarian Satwa Liar di Kalbar
Pontianak (30/10). Kasus perdagangan satwa liar di Kalimantan Barat mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 tahun. Menurut data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan