Akar persoalan krisis lingkungan dan perubahan iklim bermuara dari gaya hidup manusia yang berperilaku tidak ramah lingkungan, tidak hemat, boros dan pencemar terhadap sumber dayaalam dan lingkungan. Oleh karenanya banyak pakar lingkungan berpendapat bahwa tindakan praktis dan teknis perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan mitigasi perubahan iklim dengan bantuan sains dan teknologi ternyata bukan solusi yang tepat. Yang dibutuhkan adalah perubahan perilaku dan gaya hidup yang beretika.
Agama merupakan salah satu faktor pendorong dari adanya perubahan perilaku dan gaya hidup. Agama mengajarkan kesederhanaan, tidak boros dan mubazir. Selain itu agama mengajarkan supaya manusia berbuat adil dan berbuat baik kepada semua makhluk.
Adapun tujuan yang diharapkan dari Rembuk Nasional ini yaitu:
1. Mendapatkan pandangan tokoh‐tokoh lintas agama tentang peran manusia dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
2. Mendapatkan pemikiran‐pemikiran pemangku kepentingan mengenai peran gerakan moral dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Indonesia.
3. Mengembangkan sinergi para pemangku kepentingan dalam menyusun program dan melakukan kegiatan dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Indonesia berbasis gerakan moral.
4. Mewujudkan program Suistainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa‐Bangsa khususnya dalam masalah lingkungan hidup.