Meneropong Pemimpin Harapan Indonesia Masa Depan

Jakarta, PPI-Unas. Pesta demokrasi pemilihan presiden masih akan berlangsung tiga tahun lagi. Namun wacana mengenai sosok pemimpun harapan Indonesia di masa depan telah ramah diperbincangkan.

Dalam diskusi bertema kepemimpinan Indonesia yang diselenggarakan oleh Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional beberapa waktu lalu, pengamat politik  Prof. Siti Zuhro dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan, di masa depan Indonesia membutuhkan sosok pemimpin transformatif yang memiliki kemampuan untuk menjawab berbagai tantangan dan kepentingan demokrasi Indonesia yang majemuk.

“Pemimpin dengan karakter tranformatif berorientasi pada perubahan untuk tercapainya sebuah tujuan besar dengan melibatkan peran aktif para pengikutnya. Pemimpin transformatif lebih banyak menggunakan kekuatan soft-power dengan memberi keteladanan, memotivasi pengikut agar memiliki idealisme dalam upaya mencapai tujuan besar tersebut.

Pembahasan mengenai apa itu pemimpin transformatif, mengapa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang transformatif, dan bagaimana peranannya dalam demokrasi Indonesia di masa depan diuraikan secara lengkap oleh Siti Zuhro dalam artikel “Demokrasi Dan Kepemimpinan Transformatif” yang terbit dalam Jurnal Himmah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer edisi terbaru, Desember 2021.

Selain itu ada pula beberapa artikel ilmiah lain yang mengaji tentang isu-isu kontemporer yang dibalut pada dunia Islam. Rekaria Guntur Pasaribu menulis tentang “Implementasi Program Bela Negara di SMK Daarut Tauhiid Boarding School dalam Perspektif Manajemen Pertahanan”. Guntur menjelaskan bagaimana rasa cinta terhadap tanah air dan karakter bela bangsa tumbuh kalangan siswa melalui program-program seperti masa ta’aruf siswa baru (Mataba), kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka dan Pasukan Khusus, dan kegiatan pengabdian masyarakat yang dijalankan secara konsisten sedari awal sekolah tersebut didirikan

Tidak hanya sampai pada isu-isu kenegaraan dan Islam, jurnal Himmah juga memuat tulisan tentang “Idealisasi Metode Living Qur’an” yang ditulis oleh Abdul Ghoni dan Gazi Saloom. Metode Living Qur’an yang ideal digambarkan secara gamblang dengan penguatan metode penelitian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

“Memerlukan penguatan agar semakin kokoh untuk dimasukkan ke dalam metode penelitian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Di antaranya adalah dengan proses idealisasi agar metode ini sejalan dengan idealnya al-Qur’an sebagai petunjuk kehidupan bagi seorang Muslim. Oleh karena itu, metode Living Qur’an perlu dibingkai dengan kajian teks al-Qur’an agar tidak risetnya tidak kontradiktif dengan misi al-Qur’an itu sendiri. Jika hal tersebut dapat direalisasikan, maka Living Qur’an dapat menjalankan fungsinya untuk memotret implementasi nilai-nilai al-Qur’an di tengah masyarakat.”

Jurnal Himmah juga memuat artikel tentang hubungan internasional pada era Covid-19 yang ditulis oleh Dr. Hendra Maujana Saragih dan Taufiqurrahman dengan judul “Kepentingan Nasional Arab Saudi dalam Pembatasan Jama’ah Haji pada Masa Covid-19”. Artikel ini memberikan gambaran tentang alasan kerajaan Arab Saudi dalam pembatasan jama’ah haji pada masa covid-19.

Edisi lengkap Jurnal Himmah Vol. 5 No.2 Tahun 2021 dapat diunduh di sini

Bagikan Artikel

Recent Posts

NEWS & EVENTS

Membumikan Perjanjian Al-Mizan

Para ulama, cendekiawan, dan aktivis lingkungan muslim baru saja melahirkan Perjanjian Al-Mizan. Upaya menjaga masa depan bumi dan peradaban. Koran Tempo, Senin, 18 Maret 2024

Read More »