Nature Base Solution, Pesantren dan Kearifan Budaya Lokal Tentang Harimau

Tim Fakultas Biologi dan Pertanian (FBP) Universitas Nasional (UNAS), melakukan survei pendahuluan, selama tiga hari dari Sabtu (19/3) di Solok Selatan dan Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Fokus utama survei ini adalah untuk meneliti peran Umat Beragama, khususnya Islam, dalam upaya konservasi lingkungan dan Program Restorasi Ekosistem. Kolaborasi penting ini dilakukan bersama World Wide Fund for Nature (WWF UK yang bekerjasama dengan Pusat Pengajian Islam, Center for Islamic Studies UNAS dengan tujuan mewujudkan program solusi berbasis alam (-NBS-nature base solution) yang didorong oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga tahun 2030.

Selama survei, tim telah mendeteksi lebih dari 40 pesantren berada di sekitar kawasan Ekosistem Batang Hari, yang meliputi Riau, Jambi, dan Sumatera Barat, diperiksa potensi lahan yang dimiliki. Kegiatan ini juga melibatkan wawancara dengan masyarakat adat tentang kearifan lokal terkait toleransi terhadap harimau dan upaya restorasi ekosistem oleh masyarakat adat serta kelompok agama. Peran pesantren dan rumah ibadah dalam menjaga lingkungan serta kontribusi tokoh adat menjadi sorotan utama dalam survei ini.

Lihat : www.instagram.com

Pendekatan yang diambil dalam survei ini memberikan landasan penting mengenai bagaimana nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal dapat menjadi motor utama dalam pelestarian alam.  Gabungan antara pengetahuan tradisional dan praktik ilmiah modern diharapkan menjadi kunci dalam mencapai tujuan konservasi yang berkelanjutan. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan strategi holistik dan inklusif untuk melindungi ekosistem yang rentan dan mempromosikan harmoni antara manusia dan alam. (FRS/VIR)

Berita Terkait:

Lihat Foto-foto kegiatan:

  • Pesantren Batang Hari
  • Harimau dan Budaya Minangkabau
Bagikan Artikel

Recent Posts

NEWS & EVENTS

Membumikan Perjanjian Al-Mizan

Para ulama, cendekiawan, dan aktivis lingkungan muslim baru saja melahirkan Perjanjian Al-Mizan. Upaya menjaga masa depan bumi dan peradaban. Koran Tempo, Senin, 18 Maret 2024

Read More »