Ummah for Earth Mendorong Aksi Tanggap Krisis di Gaza

Ummah for Earth, sebuah koalisi yang terdiri dari lebih dari 25 organisasi bantuan lokal, nasional, dan internasional bersama dengan 8 sekutu individu, telah mengeluarkan seruan mendesak untuk merespons krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Ummah for Earth menyerukan untuk bertindak atas situasi yang sedang berlangsung di wilayah pendudukan Palestina.

Pernyataan tuntutan mereka mencakup poin-poin kunci sebagai berikut:

  • Gencatan Senjata Secepatnya: Menyuarakan kebutuhan mendesak akan gencatan senjata demi menghentikan konflik yang sedang berlangsung.
  • Akses Tanpa Hambatan untuk Bantuan Kemanusiaan Berkelanjutan: Memastikan akses yang tidak terhalang bagi bantuan kemanusiaan yang meliputi pasokan air, makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. Ditekankan pula pentingnya akses yang lancar bagi personel kemanusiaan untuk mencapai Gaza.
  • Perlindungan Lingkungan: Menyerukan perlindungan lingkungan alam dengan mengacu pada Hukum Humaniter Internasional (HHI), terutama dalam menjaga area-area yang memiliki nilai lingkungan yang dilindungi secara khusus.
  • Perlindungan Warga Sipil: Mendesak perlunya perlindungan yang lebih besar bagi warga sipil yang terdampak konflik, untuk mengurangi dampak tragis pada mereka.

Ummah for Earth menekankan bahwa penyelesaian krisis di Gaza memerlukan respons yang segera dan komprehensif. Seruan ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi upaya-upaya bantuan dan diplomasi yang lebih besar guna meredakan situasi yang memprihatinkan di wilayah tersebut.

Dr. Hendra Maujana Saragih, S.I.P., M.Si., seorang Pengamat Internasional dari Universitas Nasional, telah mengemukakan tanggapannya terhadap seruan dan aksi tanggap atas krisis kemanusiaan di Gaza.

“Masyarakat dunia terketuk hatinya melihat keadaan Gaza. Ini merupakan cerminan bahwa di era modern ini, kita masih menyaksikan penjajahan, penindasan, dan pencurian teritori yang tidak manusiawi,” ungkap Dr. Hendra.

Meskipun telah banyak seruan global untuk menghentikan kekerasan terhadap Palestina, upaya tersebut belum mendapatkan respons yang memadai dari pihak Israel. Organisasi internasional seperti PBB, European Union, Komisi HAM, dan sebagainya juga belum menunjukkan tindakan yang tegas untuk mengakhiri konflik tersebut. “Maka, sebagai manusia, langkah awal yang harus kita lakukan adalah mendoakan keselamatan bagi mereka yang terkena dampaknya,” jelasnya.

Selain doa, ia juga menyerukan untuk menggalang dana guna memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza yang membutuhkan. Namun, ia menegaskan bahwa ini bukanlah solusi akhir, melainkan langkah awal.

“Kita harus terus menyuarakan perlawanan terhadap krisis kemanusiaan ini. Memberikan harapan kepada masyarakat Palestina bahwa terbebasnya Palestina bukanlah sekadar impian. Ini adalah tugas kemanusiaan kita bersama,” tambahnya.

Dr. Hendra Maujana Saragih, S.I.P., M.Si., menekankan bahwa meskipun kondisi di Gaza semakin genting, semangat untuk mengatasi krisis kemanusiaan ini tidak boleh mereda. Dukungan global dan aksi nyata yang terkoordinasi merupakan kunci untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan.

“Free Palestine bukanlah sekadar slogan. Bersama-sama, kita bisa menciptakan perubahan positif. Mari kita bersatu untuk mengakhiri krisis ini dan memberikan harapan bagi masa depan yang lebih baik bagi warga Palestina,” tandasnya, mengajak untuk bersatu dalam upaya menyelesaikan konflik tersebut.

Maka aksi-aksi tanggap atas krisis kemanusiaan di Gaza seperti yang dilakukan oleh Ummah For Earth wajib kita dukung. Secara keseluruhan, seruan ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk tindakan yang cepat dan efektif dalam mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Dukungan dari berbagai organisasi bantuan dan individu menunjukkan kesadaran akan kebutuhan mendesak untuk membantu dan melindungi mereka yang terkena dampak konflik yang berkepanjangan di wilayah tersebut.

Referensi: https://ummah4earth.org/en/palestine-call/ 

Bagikan Artikel

Recent Posts

NEWS & EVENTS

Membumikan Perjanjian Al-Mizan

Para ulama, cendekiawan, dan aktivis lingkungan muslim baru saja melahirkan Perjanjian Al-Mizan. Upaya menjaga masa depan bumi dan peradaban. Koran Tempo, Senin, 18 Maret 2024

Read More »